HIV (penyebab AIDS) dan Hepatitis C memiliki beberapa kemiripan dan perbedaan yang penting. Keduanya adalah virus yang dapat menyebabkan penyakit kronis. Beberapa faktor resiko seperti penggunaan obat injeksi dan transfusi darah sebelum tahun 1992 sering ditemukan kedua virus tersebut. Sekarang ini, hampir sepertiga penderita HIV, terutama yang terinfeksi dari transfusi dan jarum suntik, juga terinfeksi virus Hepatitis C.
Penderita yang terinfeksi virus Hepatitis C dan HIV, Hepatitis C kronisnya lebih cepat dibanding yang HIV-nya negatif.
Diperkirakan sekitar 180 juta penduduk dunia terinfeksi hepatitis C atau sekitar 3 persen dari populasi. Sehingga infeksi Hepatitis C lebih banyak dibandingkan HIV.
Hepatitis C dan virus Hepatitis lainnya
Meskipun semua virus Hepatitis mempengaruhi hati, Hepatitis C berbeda denga Hepatitis B dan Hepatitis A. perbedaan besarnya adalah tidak ada vaksin untuk Hepatitis C. Virus Hepatitis B sering kali ditularkan melalui hubungan seksual. Hepatitis A, berbeda dengan Hepatitis B dan C tidak menyebabkan penyakit kronis.
Hepatitis C dan Hemofilia
Penderita Hemofilia memiliki resiko terinfeksi melalui darah lebih tinggi dibandingkan populasi lainnya karena mereka secara teratur menjalani transfusi darah dan menerima produk darah lainnya.
Pada tahun 1987, prosedur inaktivasi virus mulai diberlakukan di bank darah. Dengan prosedur ini telah dilakukan pemusnahan besar-besaran pada darah yang ada karena adanya virus Hepatitis C. Namun demikian penderita Hemofilia yang menerima produk darah sebelum tahun tersebut memiliki resiko tinggi terinfeksi Hepatitis C.